Penjelasan Pindad Soal Dampak dari Gas Air Mata 

JAKARTA - PT Pindad angkat bicara soal dampak yang ditimbulkan dari gas air mata kedaluwarsa terkait peristiwa di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. 

Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose menegaskan, apabila gas air mata sudah habis masa berlakunya maka efeknya atau kemampuannya akan sangat drastis menurun. 

Baca juga: Polresta Sidoarjo Berhasil Mengidentifikasi Kasus Adanya Kekerasan Fisik Anak Dibawah Umur

"Setelah kedaluwarsa maka menurun, yang terjadi pendorong tidak nyala sehingga jarak berkurang atau efek menurun, " kata Abraham kepada wartawan, Jumat, 14 Oktober 2022. 

Abraham menjelaskan, keluarga besar PT Pindad berbelasungkawa atas kejadian yang terjadi di Stadion Kanjuruhan. 

Baca juga: Harga Cabai Meroket, Polisi di Gresik Berikan Bantuan Bibit Cabai untuk Warga

Ia menyebut, amunisi gas air mata diproduksi PT Pindad sejak tahun 1996, namun dipakai Polri sejak tahun 2006 dan sebagian di ekspor, sejauh ini tidak ada complain.

"Bahan diproduksi hanya CS, tidak CN karena pertimbangan tidak terlalu pedih. Jenis berupa powder dan smoke, punya batasan waktu penggunaan dan sesuai standar ketentuan. Sebelum delivery, ada pemeriksaan mutu untuk dikirim, " ujarnya. 

Baca juga: Road To Hut Bhayangkara ke 76, Polres Sukabumi Gelar Pertandingan Olahraga Bersama Warga Masyarakat

Menurut Abraham, kandungan Gas Air Mata produksi PT Pindad hanya CS. Sesuai hasil Uji kualitas diruang terbuka hanya memberikan efek kulit merah, gatal. 

"Mata memerah setelah 20-30 hari, tergantung Exposure. Karena ada Senyawa hidro. maka kedaluwarsa sekitar 3 tahun. Tidak ada gas sianida (beracun) yang dipakai, " ucapnya. 

Baca juga: Polres Pelabuhan Tanjung Perak Lakukan Mitigasi Bencana Banjir Rob

Dalam hal ini, CN atau jenis sianida  berbeda dengan CN yang dipakai pada gas air mata, namun PT Pindad tidak pakai CN melainkan hanya CS.

"Emisi Gas Air Mata hanya 20 detik, selanjutnya menurun. Eksport Amunisi Gas Air Mata, Malaysia, Bangladesh, dan Thailand sebanyak 250 ribu per tahun dan digunakan untuk pengurai massa, " tutupnya

Baca juga: Aksi Nyata Jaga Lingkungan Pesisir, Polresta Cirebon Tanam Ribuan Pohon Mangrove