PENDIDIKAN - Guru honorer yang telah mengabdikan diri selama lebih dari satu dekade adalah sosok-sosok yang pantas disebut pahlawan pendidikan. Mereka telah membuktikan dedikasi dan loyalitas yang luar biasa dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, meskipun sering kali tanpa dukungan memadai dari sisi finansial maupun sosial.
Dalam kondisi minim penghargaan, mereka tetap setia menjalankan tugas mulia ini demi generasi mendatang. Karena itu, mengangkat mereka menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) tanpa tes bukan hanya bentuk penghormatan atas jasa mereka, tetapi juga langkah konkret menuju keadilan sosial.
Dedikasi dan Loyalitas Tanpa Batas
Tidak dapat disangkal, seorang guru honorer yang telah bekerja lebih dari sepuluh tahun telah memberikan bukti nyata akan komitmennya. Dalam jangka waktu tersebut, mereka tidak hanya menjalankan tugas mengajar, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan membentuk karakter anak bangsa.
Hal ini dilakukan meskipun gaji yang diterima sering kali jauh di bawah upah minimum. Banyak dari mereka yang hanya menerima ratusan ribu rupiah per bulan, sebuah angka yang jelas tidak sebanding dengan pengorbanan yang diberikan.
Meski begitu, mereka tetap bekerja tanpa keluhan. Mereka hadir setiap hari di ruang kelas, menyambut siswa dengan senyuman, dan memberikan yang terbaik untuk memastikan anak-anak mendapatkan pendidikan yang layak. Inilah yang membedakan mereka dari sekadar pekerja; mereka adalah pendidik sejati yang mendedikasikan hidupnya untuk masa depan bangsa.
Ketidakadilan yang Kerap Terjadi
Sayangnya, nasib guru honorer sering kali terabaikan. Dalam lingkungan kerja, mereka kerap dipandang sebelah mata oleh rekan-rekan mereka yang sudah berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN). Perbedaan status ini menciptakan jurang yang tidak adil, di mana guru PNS menikmati gaji tetap, tunjangan sertifikasi, dan berbagai fasilitas lainnya, sementara guru honorer harus bertahan dengan segala keterbatasan. Padahal, mereka menjalankan tugas yang sama, memiliki tanggung jawab yang sama besar, dan memberikan kontribusi yang tidak kalah pentingnya.
Selain itu, janji-janji politik yang kerap dilontarkan setiap menjelang pemilu menjadi luka tersendiri bagi para guru honorer. Janji pengangkatan menjadi PNS sering kali hanya menjadi alat politik untuk mengumpulkan suara. Setelah pemilu usai, janji itu terlupakan, meninggalkan kekecewaan yang mendalam di hati para guru honorer. Ini adalah bukti nyata betapa kurangnya penghargaan terhadap kontribusi mereka.
Mengangkat Guru Honorer Menjadi PNS Tanpa Tes: Sebuah Solusi Berkeadilan
Mengangkat guru honorer yang telah mengabdi lebih dari sepuluh tahun menjadi PNS tanpa tes adalah langkah yang tidak hanya manusiawi, tetapi juga sangat logis. Tes penerimaan PNS pada umumnya dirancang untuk menilai kompetensi seseorang sebelum mereka memulai tugas sebagai guru.
Baca juga:
Enam Lapak Di Mataram Dilalap Si Jago Merah
|
Namun, bagi guru honorer yang telah mengajar selama lebih dari satu dekade, pengalaman kerja mereka adalah bukti kompetensi yang tidak perlu diragukan lagi. Mereka telah menghadapi berbagai tantangan di lapangan, membuktikan kemampuan mereka dalam mengatasi berbagai situasi, dan memberikan pendidikan terbaik untuk siswa mereka.
Langkah ini juga akan menghilangkan ketidakadilan yang selama ini mereka alami. Dengan menjadi PNS, mereka akhirnya dapat menikmati hak-hak yang selama ini hanya dinikmati oleh rekan-rekan mereka yang berstatus ASN. Ini termasuk gaji yang layak, tunjangan, dan perlindungan sosial yang memadai.
Seruan untuk Para Pemangku Kebijakan
Kepada para pejabat dan elit politik negeri ini, sudah saatnya Anda membuktikan keberpihakan pada pahlawan pendidikan kita. Jangan biarkan guru honorer terus menjadi korban dari sistem yang tidak adil dan janji-janji politik yang tidak pernah ditepati.
Sebagai pengambil keputusan, Anda memiliki tanggung jawab moral untuk memperbaiki kondisi ini. Mengangkat mereka menjadi PNS tanpa tes adalah langkah nyata yang dapat Anda ambil untuk menunjukkan bahwa Anda benar-benar peduli terhadap pendidikan bangsa.
Guru honorer lebih dari sepuluh tahun adalah tulang punggung pendidikan nasional yang sering kali terlupakan. Mereka adalah pahlawan sejati yang bekerja tanpa pamrih demi masa depan anak-anak Indonesia. Mengangkat mereka menjadi PNS tanpa tes adalah bentuk penghormatan atas dedikasi mereka dan langkah penting menuju keadilan sosial. Mari kita bersama-sama mendukung kebijakan ini demi mewujudkan pendidikan yang lebih baik dan bangsa yang lebih adil.
Jakarta, 15 November 2024
Hendri Kampai
Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNI/Akademisi